7 Bisnis Tanpa Modal Besar yang Pernah Saya Coba dan Ternyata Menghasilkan
![]() |
Bisnis |
1. Jasa Desain Canva untuk UMKM Sekitar
Tahun 2021, saya mulai membantu teman-teman pemilik warung
kopi dan laundry di lingkungan sekitar dengan membuatkan flyer promosi lewat
Canva. Modal saya? Akun Canva gratis dan waktu luang malam hari. Dari awalnya
cuma dibayar Rp25.000 per desain, lambat laun saya mulai mengenakan harga paket
(misalnya Rp150.000/bulan untuk 5 desain).
Apa yang saya pelajari: UMKM suka desain yang simpel
dan cepat. Mereka tidak butuh karya setingkat agensi, mereka butuh visual yang
bisa langsung mereka post. Konsistensi lebih dihargai dibanding estetika
tinggi.
2. Menjadi Dropshipper di Marketplace Tanpa Stok
Model bisnis dropshipping saya coba saat pandemi,
menjual alat dapur unik via Tokopedia dan Shopee. Saya ambil supplier dari
Bandung yang menawarkan sistem dropship. Saya unggah ulang foto mereka dan atur
margin harga sekitar 15-25%.
Tanpa modal besar, saya bisa dapat untung bersih
Rp500.000–Rp800.000 per minggu.
Catatan penting:
- Harus
rajin cek stok harian di supplier.
- Buat
copywriting yang beda dari toko lain. Judul produk yang mengandung manfaat
seperti “Talenan Anti Bakteri untuk Ibu Rumah Tangga” lebih menarik klik.
![]() |
Bisnis |
3. Menulis Konten Artikel dan Copywriting Freelance
Saya menulis artikel pertama kali untuk blog orang lain di
tahun 2019. Klien pertama saya bayar Rp20.000 per artikel 500 kata. Hari ini,
saya mengelola beberapa klien tetap dan menulis konten untuk website produk dan
profil perusahaan, termasuk artikel SEO.
Saya belajar dari pengalaman: klien akan kembali kalau kita
tidak hanya menulis bagus, tapi juga paham tujuan bisnis mereka.
Tips: buat portofolio di Google Docs atau Notion, lalu
bagikan lewat LinkedIn atau grup Telegram freelancer.
![]() |
Bisnis |
4. Jasa Titip (Jastip) Produk Lokal dari Marketplace
Tanpa harus traveling, saya menawarkan jastip produk-produk
lokal dari marketplace seperti Blibli, Shopee, atau Tokopedia. Fokus saya waktu
itu adalah peralatan alat rumah tangga Jepang dan barang Korea yang sedang tren
di TikTok.
Saya cukup posting ulang barang-barang lucu yang saya
temukan dan menawarkan jastip lewat WhatsApp Story dan grup Facebook.
Keuntungan dari sistem ini berasal dari:
- Cashback
seller,
- Mark-up
harga,
- Biaya
jasa titip tetap (Rp10.000–15.000/item).
Yang bikin beda? Saya aktif memberikan review dan
unboxing produk sendiri. Ini membangun trust dan membuat pelanggan
repeat order.
5. Menjadi Admin Sosial Media UKM
Pengalaman saya sebagai penulis membuat saya ditawari
pekerjaan sebagai admin Instagram untuk toko sembako online. Tugas saya
meliputi:
- Menjadwalkan
postingan harian.
- Balas
DM dan komentar.
- Buat
caption dan copywriting sederhana.
Dengan honor Rp500.000 per bulan, saya kerjakan semua dari
HP. Modalnya? Hanya kuota internet dan komunikasi yang disiplin.
Peluang seperti ini bisa kamu temukan dengan menawarkan diri
ke bisnis lokal atau UMKM sekitar. Tawarkan uji coba 7 hari gratis untuk
membuktikan kemampuan.
6. Affiliate Marketing Produk Digital
Saya mulai affiliate marketing dengan mempromosikan produk
digital seperti ebook bisnis, template desain, dan kelas online. Saya pakai
platform seperti Digistore, Accesstrade, dan juga program afiliasi lokal.
Salah satu trik yang cukup berhasil:
- Saya
bikin review jujur (bukan endorse) di blog dan medium.
- Saya
kombinasikan dengan email marketing dan grup Telegram mini (100–300
anggota saja).
Walau hasilnya tidak langsung besar, komisi per produk bisa
30–50% dan tanpa harus bikin produk sendiri.
7. Konsultasi Mini Lewat Google Meet
Setelah beberapa tahun belajar dan praktik langsung di
bidang bisnis kecil-kecilan, saya mulai membuka sesi konsultasi online
untuk pelaku UMKM pemula. Awalnya saya buka di Google Form: gratis 30 menit via
Google Meet.
Dari situ saya mulai mengenakan biaya Rp50.000 per sesi, dan
klien-klien awal ini justru memberi saya testimoni yang jadi dasar kepercayaan
dari calon klien berikutnya.
Kenapa berhasil?
- Saya
tidak mengklaim diri sebagai “ahli”, tapi membagikan pengalaman pribadi
dan alat yang saya pakai.
- Sesi
konsultasi saya dokumentasikan dan dikirim ulang ke peserta — ini memberi
nilai tambah.
Belajar dari Kegagalan Kecil yang Justru Jadi Bekal
Tidak semua usaha tanpa modal saya berhasil. Pernah ikut
program referral e-wallet, hasilnya nihil. Pernah juga coba buka reseller baju
dengan sistem PO — malah rugi karena pembeli membatalkan order saat barang
sudah dipesan.
Namun dari sini saya belajar tiga prinsip:
- Selalu
validasi minat pasar kecil dulu sebelum terlalu semangat promosi besar.
- Bangun
komunikasi satu per satu — bukan spam massal.
- Jujur
terhadap keterbatasan kita — kalau tidak bisa cepat kirim barang, bilang
dari awal.
Penutup: Kamu Tidak Butuh Modal, Tapi Butuh Mental
Dari semua pengalaman saya, satu kesimpulan yang jelas: yang
dibutuhkan bukan modal uang, tapi mental ulet, sabar, dan adaptif.
Banyak orang memulai bisnis dengan dana besar tapi
berhenti setelah 3 bulan karena tidak kuat menghadapi hambatan pertama. Tapi
justru dari hambatan itu, muncul keterampilan dan keberanian baru.
Jika kamu ingin memulai, pilih satu dari tujuh ide tadi dan
coba selama 14 hari. Jangan pikirkan hasil dulu. Fokus pada proses,
dokumentasi, dan belajar dari tanggapan orang lain.
Dan kalau kamu ingin memperluas wawasan dan belajar strategi
lainnya, kamu bisa kunjungi Juraganbisnis.com
— banyak referensi dan panduan gratis yang praktis, bukan teori kosong.